Revolusi Timur Tengah Dalam Perspektif Yahudi
Sebagaimana halnya sebagai duri dalam sekepal daging yang sedang di goreng oleh bangsa Arab ,maka dapat dipahami bagaimana paniknya negara Yahudi tersebut sekarang ini tatkala disekitarnya terjadi pergolakan rakyat yang berhasil menggulingkan dua tokoh otoriter ,Zein El Abidin Ben Ali dari Tunisia dan Husni Mubaraq dari Mesir dalam waktu relatif singkat.Kepanikan Israel semakin memuncak seiring dengan perkembangan yang terjadi begitu cepat di Timu Tengah,karena Tel Aviv tidak memperkirakan sebelumnya begitu mudahnya mitra mitra utama Timur Tengahnya rontok satu persatu menyebabkan negara Zionis tersebut dihadapkan dalam suatu kebingungan dalam bersikap.Para pemimpin politik Israel baik sipil maupun militernya hampir tidak percaya terhadap apa yang sudah terjadi di Tunisia dan Mesir tersebut,sehingga mereka tidak bisa berkomentar apapun selain hanya membisu ,tidak menyampaikan pendapat apapun di berbagai media berkaitan dengan semakin meluasnya revoluisi di Timur Tengah.
Jatuhnya Husni Mubaraq yang demikian cepat diluar perkiraan Israel,yang semakin mengkhawatirkan Israel karena hilangnya sahabat utama di kawasan Timur Tengah .Hal ini disebabkan keamanan Israel dan badan intelejen mereka(Mossad)telah keliru dalam mengevaluasi konstalasi politik di kawasan Timur Tengah dimana gerakan rakyat pro demokrasi berhasil melengserkan Husni Mubaraq,mitra utama Israel dalam menghadapi tekanan bangsa Arab .Kepanikan tersebut semakin bertambah besar ketika Gedung Putih yang mengirimkan utusannya menemui Husni Mubaraq tidak mampu pula mempertahankan dari amukan rakyat Mesir,bahkan Menteri luar negeri AS,Hillary Clinton juga tidak memprediksikan begitu cepatnya Husni Mubaraq tersungkur dari kekuasaan yang dipegangnya sejak tahun 1981 itu.
Kelompok kelompok sayap kanan Israel yang kini berkuasa dibawah pimpinan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan para pemimpin tokoh Yahudi Amerika telah melampiaskan kemarahannya terhadap kebijakan Washington.Mereka memprotes pemerintah negeri Paman Sam tersebut yang menarik dukungannya terhadap Husni Mubaraq ketika menghadapi saat saat yang genting .Sikap Barack H.Obama terhadap Husni Mubaraq sangat menyakiti Israel,karena hal tersebut bisa saja sebagai suatu pesan yang jelas bagi Tel Aviv bahwa Amerika Serikat akan melakukan hal serupa sekiranya Israel menghadapi masalah serupa sebagai dampak kekerasan kepalanya terhadap tuntutan Obama dalam soal Palestina.Israel meyakini bahwa perkembangan sosial politik Timur Tengah tersebut merupakan suatu dampak ketakberdayaan Washington karena tersandra kebijakan Obama sendiri yang hendak lebih bersahabat dengan dunia muslim,sebagaimana terungkap dalam pidato pidatonya di Turki dan Mesir sebelumnya.Kekecewaan Tel Aviv terhadap Washington semakin lengkap yang berdampak negatif terhadap hubungan kedua negara itu,terutama ketika Amerika Serikat tidak memveto dan membiarkan resolusi DK.PBB yang mengutuk pembangunan pemukiman Israel di wilayah wilayah Palestina yang dikuasai sejak tahun 1967 tersebut.Memang Barrack H.Obama menentang kebijakan negara Yahudi untuk membangun pemukimannya di wilayah pendudukannya di Palestina,sebagai salah satu langkah dalam upaya Obama untuk mengentaskan konflik Israeil-Palestina.Namun hal itu ditolak oleh Tel Aviv,menyebabkan proses perdamaian tersebut gagal dan delegasi Palestina pimpinan Presidennya,Mahmud Abbas kecewa dan akhirnya menarik diri dari proses perdamaian itu.Sedangkan Barrack H.Obama juga sangat kecewa kepada Israel,yang diperlihatkannya ketika bersikap dingin terhadap Israil saat saat pergolakan Timur Tengah sekarang ini.
Beberapa pakar analis Israel memiliki persepsi yang berbeda dan meyakini bahwa pergolan Timur Tengah akan membawa dampak dampak strategis .Salah serorang kolumnis media terkemuka Israil,Ha’aretz mengatakan bahwa dengan leluasanya Kapal perang Iran melintasi Terusan Suez menuju Suriah menandakan perubahan dan ancaman serius terhadap Israil,demikian kata Aluf Benn.Sementara pakar pemerhati kawasan Timur Tengah dan dunia muslim,Dr.David Bukai dari Universitas Haifa mengatakan pula,bahwa jin dalam lampu wasiat Arab telah keluar dari botolnya dan menjelma dalam bentuk revolusi yang akan melanda seluruh kawasan Timur Tengah, sehingga menyebabkannya terjadi ketidak stabilan di kawasan kaya minyak tersebut.David Bukai melanjutkan komentarnya,bahwa sumber ketidak stabilan tersebut adalah rakyat.Masyarakat Arab menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan kekuatan yang belum digunakan sebelumnya.
Lebih jauh dari itu Israel sudah bersiap siap untuk menghadapi krisis ekonomi keuangan yang belum juga bisa diprediksikan sebagaimana halnya rontoknya Mubaraq.Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal semacam itu akan melanda Israel seperti halnya perkembangan politik luar negeri dan diplomatik mereka sebagai dampak revolusi sosial di Timur Tengah.Dalam menghadapi bencana keuangan ,Israel mulai memangkas anggarannya dibidang sosial untuk meningkatkan anggarannya bagi pertahanan .Ini merupakan suatu pukulan berat terhadap stabilitas Israel yang akan membahayakan kepercayaan dan perekonomia.Apalagi setelah Washington kecewa terhadap Tel Aviv karena menolak usulan Obama supaya menghentikan pemukiman Yahudi di wilayah wilayah pendudukannya di Palestina,yang tentu saja akan menyulitkan Tel Aviv untuk memperoleh bantuan ekonomi dan berbagai mesin perang dari Amerika serikat.Karena dengan runtuhnya rejim rejim otoriter Arab ,Israel harus meninjau ulang untuk mendifinisikan kembali skala prioritassnya di Kawasan Timur Tengah.Dalam kontek ini tentu saja runtuhnya rejim rejim otoriter Arab terutama Mesir yang selama ini sebagai pemasok energi ke negara Yahudi itu ,mengakibatkan Israel harus mencari sumber sumber lain untuk memenuhi kebutuhan BBMnya dari luar kawasan Timur Tengah,kemungkinan Rusia.Ini berarti akan meningkatkan biaya yang harus ditanggung pemerintah di Tel Aviv yang bisa mendongkrak kutipan pajak dan jaminan keamanan untuk stabilitas sosial. Kenaikan pajak dibawah tekanan politik dan ekonomi dampak gejolak Timur Tengah,tidak mustahil akan memicu konflik intern di Israel sendiri berupa perlawanan rakyat terhadap rezim Tel Aviv yang menghendaki kenaikan penghasilan seiring penurunan pajak yang sulit dipenuhi oleh Netanyahu saat ini.Tekanan tekanan semakin kuat sekiranya yang berkuasa di Mesir kedepan oleh para politisi yang anti AS dan Israel,sebagaimana dikhawatirkan oleh AS dan sekutunya.Karenanya sekarang AS dan sekutunya berupaya untuk merekayasa rejim Mesir kedepan supaya dikuasai oleh figur yang pro Barat,serta kini AS dan sekutunya sedang coba mendukung oposisi Libya ( anti Ghaddafi )supaya bisa menguasai Libya yang memiliki sumber sumber minyak ,minimal AS dan sekutunya bisa mempertahankan kelompok oposisi berkuasa di bahagian timur Libya.Jikapun tidak bisa menguasai seluruh Libya,namun yang sangat penting bagi AS dan sekutu adalah sumber minyak Libya ,sehingga sekiranya rejim di Cairo kedepan anti Barat dan sekutunya mereka sudah bisa digantikan oleh Libya.
Jatuhnya Husni Mubaraq yang demikian cepat diluar perkiraan Israel,yang semakin mengkhawatirkan Israel karena hilangnya sahabat utama di kawasan Timur Tengah .Hal ini disebabkan keamanan Israel dan badan intelejen mereka(Mossad)telah keliru dalam mengevaluasi konstalasi politik di kawasan Timur Tengah dimana gerakan rakyat pro demokrasi berhasil melengserkan Husni Mubaraq,mitra utama Israel dalam menghadapi tekanan bangsa Arab .Kepanikan tersebut semakin bertambah besar ketika Gedung Putih yang mengirimkan utusannya menemui Husni Mubaraq tidak mampu pula mempertahankan dari amukan rakyat Mesir,bahkan Menteri luar negeri AS,Hillary Clinton juga tidak memprediksikan begitu cepatnya Husni Mubaraq tersungkur dari kekuasaan yang dipegangnya sejak tahun 1981 itu.
Kelompok kelompok sayap kanan Israel yang kini berkuasa dibawah pimpinan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan para pemimpin tokoh Yahudi Amerika telah melampiaskan kemarahannya terhadap kebijakan Washington.Mereka memprotes pemerintah negeri Paman Sam tersebut yang menarik dukungannya terhadap Husni Mubaraq ketika menghadapi saat saat yang genting .Sikap Barack H.Obama terhadap Husni Mubaraq sangat menyakiti Israel,karena hal tersebut bisa saja sebagai suatu pesan yang jelas bagi Tel Aviv bahwa Amerika Serikat akan melakukan hal serupa sekiranya Israel menghadapi masalah serupa sebagai dampak kekerasan kepalanya terhadap tuntutan Obama dalam soal Palestina.Israel meyakini bahwa perkembangan sosial politik Timur Tengah tersebut merupakan suatu dampak ketakberdayaan Washington karena tersandra kebijakan Obama sendiri yang hendak lebih bersahabat dengan dunia muslim,sebagaimana terungkap dalam pidato pidatonya di Turki dan Mesir sebelumnya.Kekecewaan Tel Aviv terhadap Washington semakin lengkap yang berdampak negatif terhadap hubungan kedua negara itu,terutama ketika Amerika Serikat tidak memveto dan membiarkan resolusi DK.PBB yang mengutuk pembangunan pemukiman Israel di wilayah wilayah Palestina yang dikuasai sejak tahun 1967 tersebut.Memang Barrack H.Obama menentang kebijakan negara Yahudi untuk membangun pemukimannya di wilayah pendudukannya di Palestina,sebagai salah satu langkah dalam upaya Obama untuk mengentaskan konflik Israeil-Palestina.Namun hal itu ditolak oleh Tel Aviv,menyebabkan proses perdamaian tersebut gagal dan delegasi Palestina pimpinan Presidennya,Mahmud Abbas kecewa dan akhirnya menarik diri dari proses perdamaian itu.Sedangkan Barrack H.Obama juga sangat kecewa kepada Israel,yang diperlihatkannya ketika bersikap dingin terhadap Israil saat saat pergolakan Timur Tengah sekarang ini.
Beberapa pakar analis Israel memiliki persepsi yang berbeda dan meyakini bahwa pergolan Timur Tengah akan membawa dampak dampak strategis .Salah serorang kolumnis media terkemuka Israil,Ha’aretz mengatakan bahwa dengan leluasanya Kapal perang Iran melintasi Terusan Suez menuju Suriah menandakan perubahan dan ancaman serius terhadap Israil,demikian kata Aluf Benn.Sementara pakar pemerhati kawasan Timur Tengah dan dunia muslim,Dr.David Bukai dari Universitas Haifa mengatakan pula,bahwa jin dalam lampu wasiat Arab telah keluar dari botolnya dan menjelma dalam bentuk revolusi yang akan melanda seluruh kawasan Timur Tengah, sehingga menyebabkannya terjadi ketidak stabilan di kawasan kaya minyak tersebut.David Bukai melanjutkan komentarnya,bahwa sumber ketidak stabilan tersebut adalah rakyat.Masyarakat Arab menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan kekuatan yang belum digunakan sebelumnya.
Lebih jauh dari itu Israel sudah bersiap siap untuk menghadapi krisis ekonomi keuangan yang belum juga bisa diprediksikan sebagaimana halnya rontoknya Mubaraq.Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal semacam itu akan melanda Israel seperti halnya perkembangan politik luar negeri dan diplomatik mereka sebagai dampak revolusi sosial di Timur Tengah.Dalam menghadapi bencana keuangan ,Israel mulai memangkas anggarannya dibidang sosial untuk meningkatkan anggarannya bagi pertahanan .Ini merupakan suatu pukulan berat terhadap stabilitas Israel yang akan membahayakan kepercayaan dan perekonomia.Apalagi setelah Washington kecewa terhadap Tel Aviv karena menolak usulan Obama supaya menghentikan pemukiman Yahudi di wilayah wilayah pendudukannya di Palestina,yang tentu saja akan menyulitkan Tel Aviv untuk memperoleh bantuan ekonomi dan berbagai mesin perang dari Amerika serikat.Karena dengan runtuhnya rejim rejim otoriter Arab ,Israel harus meninjau ulang untuk mendifinisikan kembali skala prioritassnya di Kawasan Timur Tengah.Dalam kontek ini tentu saja runtuhnya rejim rejim otoriter Arab terutama Mesir yang selama ini sebagai pemasok energi ke negara Yahudi itu ,mengakibatkan Israel harus mencari sumber sumber lain untuk memenuhi kebutuhan BBMnya dari luar kawasan Timur Tengah,kemungkinan Rusia.Ini berarti akan meningkatkan biaya yang harus ditanggung pemerintah di Tel Aviv yang bisa mendongkrak kutipan pajak dan jaminan keamanan untuk stabilitas sosial. Kenaikan pajak dibawah tekanan politik dan ekonomi dampak gejolak Timur Tengah,tidak mustahil akan memicu konflik intern di Israel sendiri berupa perlawanan rakyat terhadap rezim Tel Aviv yang menghendaki kenaikan penghasilan seiring penurunan pajak yang sulit dipenuhi oleh Netanyahu saat ini.Tekanan tekanan semakin kuat sekiranya yang berkuasa di Mesir kedepan oleh para politisi yang anti AS dan Israel,sebagaimana dikhawatirkan oleh AS dan sekutunya.Karenanya sekarang AS dan sekutunya berupaya untuk merekayasa rejim Mesir kedepan supaya dikuasai oleh figur yang pro Barat,serta kini AS dan sekutunya sedang coba mendukung oposisi Libya ( anti Ghaddafi )supaya bisa menguasai Libya yang memiliki sumber sumber minyak ,minimal AS dan sekutunya bisa mempertahankan kelompok oposisi berkuasa di bahagian timur Libya.Jikapun tidak bisa menguasai seluruh Libya,namun yang sangat penting bagi AS dan sekutu adalah sumber minyak Libya ,sehingga sekiranya rejim di Cairo kedepan anti Barat dan sekutunya mereka sudah bisa digantikan oleh Libya.
Revolusi Timur Tengah Dalam Perspektif Yahudi
Reviewed by BUMI ANOA
on
6:04 AM
Rating:
No comments: